A. Fi’il Ruba’i
Fi’il Ruba’i ialah
kalimat yang huruf asalnya ada 4. Sedangkan Fi’il Ruba’i terdiri dari tiga
macam, yaitu:
1. Fi’il Ruba’i Mujarrod, contoh: دَخْرَجَ
2. Fi’il Ruba’i Mulhaq, contoh: بَيْطَرَ
3. Fi’il Ruba’i Mazid, contoh: تَدَخْرَجَ
B. Fi’il Ruba’i Mujarrod
Fi’il Ruba’i Mujarrod
ialah kalimah fi’il yang madzinya memuat 4 huruf asal dan bebas dari huruf
tambahan. Fi’il Ruba’i Mujarrod itu babnya hanya satu, yaitu mengikuti wazan فَعْلَلَ
seperti lafad دَخْرَجَ
, karena Fi’il Ruba’i itu terlalu berat disebabkan oleh hurufnya yang banyak,
maka orang arab tidak mentasrif seperti halnya fi’il tsulasi mujarrod dengan
membaca fathah, kasroh dan dlomah pada ‘ain fi’ilnya, tetapi hanya membaca Fi’il
Ruba’i Mujarrod dengan fathah.
Fi’il Ruba’i Mujarrod terdapat
beberapa bentuk, yaitu:
1.
Fi’il
Ruba’i Mujarrod berbentuk muta’adi. Contoh: دَخْرَجَ
زَيْدٌ الْحَجَرَ (Zaed mengglindingkan batu)
2. Fi’il Ruba’i Mujarrod berbentuk
lazim. Contoh: دَرْبَجَ زَيْدٌ
(Zaed lari ketakutan)
3.
Fi’il
Ruba’i Mujarrod berbentuk manhut, yaitu: Fi’il Ruba’i yang dipetik dari susunan
dua kata atau lebih dengan cara meringkas untuk menunjukkan hikayah ucapan pada
susunan tersebut dan hal ini oleh ahli sorof
dinamakan “manhut”. Contoh: بَسْمَلَ
artinya mengucapkan بِسْمِ الله , حَسْبَلَ artinya mengucapkan حَسْبِى
اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ.
Fi’il Ruba’i manhut ini
hukumnya khilaf diantara ulama’ shorof, menurut jumhur ulama’ hukumnya tidak
qiyasi dan menurut muhaqqiqin hukumnya qiyasi. Maka menurut muhaqqiqin setiap susunan
yang memungkinkan diringkas menjadi satu kalimah boleh dilakukan manhut, dalam
hal ini tidak disyaratkan mengambil kalimah dengan sempurna atau mangambil
sebagian dari tiap-tiap kalimah yang ada akan tetapi yang penting menjaga
tertibnya huruf. Contoh selain diatas: حَمْدَلَ
dipetik dari اَلْحَمْدُ
للهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ, سَبْحَلَ
dipetik dari سُبْحَانَ اللهُ , سَمْعَلَ
dipetik dari اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ, طَلْبَقَ
dipetik dari اَطَالَ اللهُ بَقَاكَ .
C. Fi’il Ruba’i Mulhaq
Fi’il Ruba’i Mulhaq ialah kalimah
yang fi’il madzinya terdiri dari empat huruf, yang tiga berupa huruf asal dan
yang satu berupa huruf tambahan sebagai ilhaq.
Ilhaq ialah menjadikan kalimat dengan
menambahkan huruf agar sama dengan kalimat lain dalam bilangan huruf, jenis
harokat dan sukunnya serta sama dalam tasrifnya, seperti lafadz: قَلْنَسَ dan جَهْوَرَ asalnya قَلَسَ dan جَهَرَ kemudian
ditambahkan huruf wawu dan nun karena disamakan dengan دَخْرَجَ dengan
tujuan agar tasrif dan lafadznya sama.
Fi’il Ruba’i Mulhaq menurut ulama’ basrah jumlahnya ada 6
bab, yaitu: فَعْلَلَ، فَوْعَلَ، فَيْعَلَ، فَعْوَلَ،
فَعْيَلَ، فَعْلَى
Dan menurut ulama’ kuffah ada 8 bab
dengan menambahkan 2 bab lagi, yaitu: فَلْفَلَ
dan فَعْنَلَ. Didalam
amtsilatut tasrhifiyah ruba’i mulhaq ada 7 bab dengan menggugurkan bab فَلْفَلَ , hal
ini cocok dengan apa yang disebutkan oleh Al Fadlil Al Ashom dalam kitab Mizanul
adab, bahwa: ruba’i mulhaq ada 7 bab, diantaranya ialah:
Bab I فَعْلَلَ
يُفَعْلِلُ
Bab ini ditandai dengan
fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan yang sejenis dengan lam
fi’ilnya. Wazannya adalah فَعْلَلَ يُفَعْلِلُ فَعْلَلَةً .
Lafad-lafadnya berbebtuk muta’adi, contoh:جَلْبَبَ
زَيْدٌ الْمَالَ Zaed menarik/mengambil harta (muta’adi segi
lafadz dan ma’na), جَلْبَبَ زَيْدٌ Zaid
memakai selimut (muta’adi segi ma’na saja)
Bab II فَوْعَلَ
يُفَوْعِلُ
Bab ini ditandai dengan
fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan wawu diantara fa’ dan
‘ain fi’il. Wazannya adalah فَوْعَلَ يُفَوْعِلُ فَوْعَلَةً .
Lafad-lafadnya berbebtuk lazim, tidak ada yang muta’adi, contoh: حَوْقَلَ زَيْدٌ
Zaed tidak kuat bersetubuh.
Bab III فَيْعَلَ يُفَيْعِلُ
Bab ini ditandai dengan
fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan ya’ diantara fa’ dan ‘ain
fi’il. Wazannya adalah فَيْعَلَ
يُفَيْعِلُ فَيْعَلَةً . Lafad-lafadnya berbebtuk muta’adi,
contoh: بَيْطَرَ زَيْدٌ الْقَلَمَ Zaed memotong belah ranting pohon.
Bab IV فَعْوَلَ يُفَعْوِلُ
Bab ini ditandai dengan
fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan wawu diantara ‘ain dan lam fi’il. Wazannya adalah
فَعْوَلَ يُفَعْوِلُ فَعْوَلَةً .
Lafad-lafadnya berbebtuk muta’adi, contoh: جَهْوَرَ زَيْدٌ الْقُرْاَنَ Zaed mengeraskan bacaan Al-Qur’an.
Bab V فَعْيَلَ يُفَعْيِلُ
Bab ini ditandai dengan
fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan ya’ diantara ‘ain dan lam fi’il. Wazannya adalah
فَعْيَلَ يُفَعْيِلُ فَعْيَلَةً .
Lafad-lafadnya berbebtuk muta’adi, contoh: عَثْيَرَ زَيْدٌ Zaed terpeleset kakinya.
Bab VI فَعْلَى يُفَعْلِى
Bab ini ditandai dengan
fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan ya’ di akhirnya. Wazannya
adalah فَعْلَى يُفَعْلِى فَعْلاَةً .
Lafad-lafadnya berbebtuk muta’adi, contoh: سَلْقَيْتُ زَيْداً Saya menidurkan zaed dengan terlentang.
Bab VII فَعْنَلَ يُفَعْنِلُ
Bab ini ditandai dengan
fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan nun diantara ‘ain dan lam fi’il. Wazannya adalah
فَعْنَلَ يُفَعْنِلُ فَعْنَلَةً .
Lafad-lafadnya berbebtuk muta’adi, contoh: قَلْنَسَ زَيْدٌ Zaed memakai kopyah.
Menurut ulama basroh
bab ini tidak termasuk rubai mulhaq tetapi rubai mujarrod, maka menurut
pendapat ini mulhaq hanya 6 bab dan menurut ulama kuffah digolongkan rubai
mulhaq.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Muhammad, terjemah Ilmu Shorof Matan kailani dan
nadzom Maksud
Muthohar Ahmad, Al Maufud , Semarang Tohaputra.
Kholiq Abdullah, terjemah nadzom maqsud, Nganjuk PP
Darus Salam.
Hamid Abdul Manaf, Pengantar Ilmu Shorof, Nganjuk
Fathul Mubtadiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar